Minggu, 08 Juli 2012

Gejolak Bimbang




[derita batin Karna di Padhang Kurusetra…]



Lelaki perkasa merentang gendewa
Membidikan panah api dimedan laga
Bergetar tanganya risau menggelayut ragu
Sesatu airmatanya menggulir pelan – nitik


Wahai Karna anak mentari
Harjuna adalah nadi di tubuhmu
Kurasakan perih jua terobek hatimu
Panah sang dewa pelan melesat bimbang


Oh Kunthi Bunda
Padang kuru ini nian kejamnya mengangkara
Tiada kuberpaling dari taman Surga
Pancaran matamu mandi cahaya


Ooo Kunthi Bunda
Hasratkan semadi tiada
Layangkan kakimu tuk sujudku


Ooo Kunthi Bunda
Selusupkan airmatamu airmataku dikedalaman samudra jiwa
Sumpah tlah kuikrarkan…segenap penjuru mengiya
teguh prasapa sang senapati perang
Biarkan jiwaku belah,ratap bumi tempat simpan lelah
Agar aku moksa sedang Pandhawa tetap lima


Aku?hanyalah anak yang lahir dari daun telinga,bukan kelahiran yang diharapkan
……………………aku ksatria yang berhutang budi Bunda….segala puja maafkan….


Karna merentang merentangkan panahnya bermula lurus penuh daya cipta…
Lurus…kemudian getar kecamuk nurani melenyapkan nafsu membunuh


Airmata perih menetes luka
Gontai anak panah lesatanya limbung
Sang Mahadewi Kunthi berkubang duka
Kusut suntrut kecantikanya
Bergumam seperti penyesalan:
“Karna putraning ibu wong bagus,semua anak adalah harapan
Tak hendak Bunda mengenyahkanmu anaku
Saat belah ragamu
Mata panah merantas nyawamu
Bunda mati rasa


Peperangan ini bukan sekedar kemenangan
Kepedihanmu kepedihanku anaku
Engkau mati diarena dalam darma bakti
Bunda entah bangga entah sedih…entah…
Kerna Bunda kehilangan salah satu anak terkasih…
Peperangan ini sungguh mengangkara kejamnya
Memisahkan tali saudara:melukai kemanusiaan
Mungkinkah ini sebenar kehendak dewata?
Perang senantiasa meninggalkan irisan luka
Bunda perih teramat perih anaku"


Sang Dewi tegak bisu mematung
Hilang cipta dan karsa:luka batin seorang Ibu…..
Jiwanya lenyap
Koyak moyak
Hancur
Ada tangis disekujur jiwa raga…
Mati dalam hidup…..
Karna:tumbal dari sebuah perang besar antara kebenaran melawan angkara



Depok,Selasa 18 Mei 2010


"whS"

terinspirasi dari Epos Mahabarata dalam Baratayudha lakon:Karna Tanding....
perang meninggalkan cerita kehilangan:nyawa,harta benda...luka jiwa...luka batin...

Dalam perang Baratayudha, Karna berperang dengan Arjuna, saudara sendiri, hingga Karna mati dalam perang sebagai kesatria. Tewasnya Adipati Karna dalam perang Baratayuda dianggap utama karena ia mati dalam perang untuk membela negeri Hastinapura yang selama ini telah memberi uluran tangan,intinya setia hingga mati, tak memandang bermusuhan dengan saudara sendiri.

sebuah karya besar tentang Adipati Karna oleh KGPAA Mangkunegara IV

[kepada beliau salam hormat serta terimakasih yang tak terhingga...]