Sabtu, 23 Juni 2012

Lelaki Yang Benci Perahu III






:silelaki kecil menuliskan coretanya dengan tinta berasal dari airmata dipipinya,hah?pandir?mari tertawakan lelaki kerdil itu!



Lelaki itu benci perahu,padamulanya sepele sesungguhnya tidaklah benar ia benci perahu,tepatnya lelaki itu benci kalimat perahu,bukan perahu dalam bentuk namun hanya kalimat "perahu" saja.



"Kubakar bunga itu",bisiknya pada bibir malam,"dengan segenggam keniscayaan mungkin" lanjutnya

"lalu dimana jiwa berdiam? kala sepi memagut magut,dirantas gunting disebalik lipatan muasal?

tak selamanya laut itu deras gelombang

ku kerlingkan budi ditengah padang bunga bunga.....

dengan sedikit rangkaian sudahlah..."

ah ya luka kadang melahirkan keperihan menuju kematangan.



Apa sih yang membuat mawar senantiasa beringkar ingkar,mungkinkah durinya selalu merajam setiap buhul yang kering? perkenankan kini aku akan berbicara tentang hujan,sahabatku yang amat riang dalam sapaan atau malam? kekasihku yang berujud kesendirian tuntas!:

Hujan begitu saja ia datang

setangkup salam kekasih ia bawa serta

kutanya siapa pengirimnya gerangan?

oh Engkaukah itu ya Gusti!



"Aku harus bilang apa? jika rindu yang bertalu talu ledakanya deras membanjir menujumu tampunganmu lalu tiba tiba dengan begitu saja kau tutup tempayanmu menolak kucuran itu!

lantas masihkah aku percaya padamu,dari sisi mana kau kusemai kembali dibiliku? salah satu ruang disini? ingatkah kau mawar akan ucapanmu enggan menyambutku,keenggananmu bukan hanya menyakitkan namun membunuh telaga yang baru saja mengalun"



" Ataukah pengertianku yang kurang?pengorbanankukah yang alpa? oiii bukankah cinta tak ada hitungan untung dan rugi,tiada ada pengorbanan,setulusnya memberi dan memberi,pun ia dua arah,saling tarik menarik,andai hanya satu ujung saja betapa kuatnya menarik suatu saat akan rantas sudah! Tarikankulah kurang kuat? haiiii pengertian itu kebersamaan jangan pernah berharap selalu mawar untuk dimengerti tapi ia juga siap untuk mengerti!"



Lelaki itu benci perahu,padamulanya sepele sesungguhnya tidaklah benar ia benci perahu,tepatnya lelaki itu benci kalimat perahu,bukan perahu dalam bentuk namun hanya kalimat "perahu" saja.



"Kembali?

tak mudah memang

tapi itu tak menyelesaikan masalah,iya,takan menyelesaikan.

masih ingatah kau? seharian kucari kuntum serbuk sari untuk kelopakmu? juga setumpuk kidung luhur para pujangga

kucari kerna rengekmu,kerna kasihku,kucari meski menempuh padatnya hujan hujan,waktu tempuh teramat panjang kerna semesti antri,ketika aku berjuang untuk itu kau dengan bahagia bermain main di dinding perahu berambut gelombang hingga pesan pesan tak henti pada sebuah epilog!"



"Hidup itu penuh aturan aturan,tentu lebih baik dengan keteraturan,agar tak liar dan saling bersitabrak dengan semua,seperti menulis mesti menggunakan titik koma atau yang lain bukan hanya sekedar isi,juga bukan hanya sekedar kalimat klise "suka suka aku kan?"

hah!

apa jadinya andai segala sesuatu dijawab dengan kalimat itu?

ke "aku"an pun mempunyai batas dogma!"



"Menyalahkan semut diseberang laut alangkah gampangnya,mari kita bercermin,nah ini bopengku,kesungguhan dibalas dengan ego,kalau pertemuan hanya untuk menunjukan ego,maka lupakan saja,semua!"



"Tak usah menjerit,tak usah menangis,baiknya mengurai diri,lenyapkan ego,bertanyalah ke dalam kebeningan lubuk terdasar nurani,katakan dengan jujur padanya,mesti jujur padanya,ya jujur,itu saja"

Belajar menghargai diri sendiri.

Percaya terhadap diri sendiri.

Mendengar bisik jernih tahta hati.

Amarah hanya menutup rapat datangnya kebajikan.

Bertanggung jawab atas resiko kata kata dari mulut sendiri.

Katamu kehilangan adalah sebuah kebiasaan cepat atau lambat,masih katamu hidup ini adalah tentang kehilangan kehilangan!



"Sebenarnya mudah,dihormati berasal dari menghormati.

Bukan menjadikan sahabat sebagai alat saja,sebuah kebendaan tanpa rasa.

alangkah baiknya hati hati dengan ucap manis,sinis,tak semua lelaki batu seperti harapmu,sebab dunia ini lengkap,keseimbangan,dunia lelaki lembek dengan kucur airmata,juga ada tempat sendiri.

tak semua lelaki penjinak gelombang,pun ada lelaki merintihkan semesta hujan.

cinta adalah sebuah kegagahan,maka aku merangkai bunga bunga diatas budi airmata..."



Lelaki itu benci perahu,padamulanya sepele sesungguhnya tidaklah benar ia benci perahu,tepatnya lelaki itu benci kalimat perahu,bukan perahu dalam bentuk namun hanya kalimat "perahu" saja.



Tak lah,pandir ini ahirnya pula,seperti tertiup angin siang dibawah beringin besar,damai tak lena:ujar silelaki kecil...



Depok,22 April 2011,tentang kebersamaan yang terkoyak,tentang ego,tentang sebuah timbal balik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar