Sabtu, 23 Juni 2012

Pada Temaramnya Ciliwung





Ciliwung merintih-tertatih,menyusur kota
Menelan sampah sepah - bergolak
golak bergolak puji pada terali terali jeruji

-dijendela para perawan
-malu malu mengintip perjaka pulang



Tawa Ciliwung menggebu-membelah mimpi
Ciliwung meggibaskan tubuh ke tepian
Membenamkan seluruh rasa kesakitan
Menuaikan esok untuk penghuni

Sebab airmu Ciliwung
Memberi nafas
-pada kolong kolong jembatanmu
-pada kangkangangya keangkuhan gedung kota
-Pada kaki kaki lima
-pada kaki berantai emas
-pada kaki berdasi
-pada kaki berkuku lentik wangi

Ciliwung
-berjuta orang memaki dan juga menghisapmu
Bawa serta busuk bangkai
keliaran
-juga tikus tikus got
-bau dan sumpah serapah

Ciliwung – Ciliwung bicaralah:

”mestinya aku bersedih
Tak bisa aku memberi lebih
Biar-biar-biar-aku tak luka”



"tubuhku makin kurus saja
selalu dirambah-dirambah dan dirambah
kemana mesti ku berpijak melangkah
aku tak punya tempat tinggal-perlahan sirna"



"harus dengan apa kuseret semua beban ini
punggungku terus bertambah luka
koreng mengiris makin menambah tipis
kapan aku bisa tenang lelap?
kalau darahku kau pampat?
tak hendak aku banjir kawan
kalau jalanku lapang..."



"maafkan aku kawan-beri aku kebebasan"



"jangan kau kira aku tak bersedih
jangan kau kira aku bahagia dengan banjirku
semata karena aku tak kuat menahan derita
aku sakit....
aku getas....
aku prihatin....
aku sendirian.....
aku ingin mengerang saja..."



"dengarkan aku kawan...
yang kutahu kalian adalah sang pemimpin
yang kutahu kalian bisa merawat ragaku...
yang kutahu kalian merantaskan sendi sendiku
yang kutahu
aku ingin kalian tahu..."



[Ciliwung bertutur penuh sendu rawan]

Ciliwung – Ciliwung
Punggungmu iklas untuk gembel gembel
Menyatukan dan menebas kota
keruh airmu,keruh alirmu
Tapi tetap diminum ditenggak habis-Yang mukim
Baik dasi atau sampah kering

keruh airmu,keruh alirmu,keruh harimu...

Ciliwung jangan marah lagi....

"aku bukan marah
namun memang tak ada lagi jalan ku melangkah"


Dan (ingatlah) ketika Musa memohon air untuk kaumnya, lalu Kami berfirman: "Pukullah batu itu dengan tongkatmu". Lalu memancarlah daripadanya dua belas mata air. Sungguh tiap-tiap suku telah mengetahui tempat minumnya (masing-masing) Makan dan minumlah rezeki (yang diberikan) Allah, dan janganlah kamu berkeliaran di muka bumi dengan berbuat kerusakan.
Alquran > Surah Al Baqarah> Ayat 60

Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)
Alquran > Surah Ar Ruum> Ayat 41

Depok,Januari 2008,mendekati senjakala 17.05 WIB

"whS"

catatan:
pulang dari sebuah perjalanan,menjelang senja hari,hujan besar,gelap pekat,seolah dunia hendak ditelan kegelapan,serta merta guruh tiada berhenti.
saat melewati jembatan Ciliwung,bergolak air keruhnya dengan kerosak suara liar tak kalah guruh mistis,dibarengi kilat berkerjap kerjap..Ciliwung bersama Gelap,Guntur,Hujan Angin seakan bersekutu menelan kotaku
sepenuh sadar kuhentikan perjalanan pulang,mematikan motor,bersukur dan memohon perlindungaNYA,melepas mantel berhujan ria,merasakan alam bertutur sapa serta Ciliwung sedang berkeluh kesah berbagi cerita pada "aku" untuk didengarkan...dan teringatlah Mas Rendra [semoga kau damai disisiNya,sahabatku...] dengan sajak Ciliwungnya...
teringatlah pula banjir besar 2002,dan perkenankan pula aku membuat sajak Ciliwung,yang kutangkap dari senja yang tak terlupakan itu...

dan inilah hasil percakapan dua sahabat, kututurkan pada sahabat yang lain..
salam Ciliwung...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar