Selasa, 10 Januari 2012

Genang Darah Kelahiran Seakan Zaitun Wangi Kesturi

 Gambar diambil di sini
Ibu
[tentang kerikil hamba sahaya]

Ibu,
Dulu kau pernah bercerita
Hikayat hamba sahaya pemungut kerikil,
Tiap sang tuan berkenan menyuruhnya
:ditandailah dengan memungut kerikil
...pada jalan yang dilaluinya
dibawa pulang dan dikumpulkan dalam karung
agar menjadi emas katanya,untuk berhaji nantinya

tahun berganti,roda waktu terus berputar
akibat lapuk suatu saat karung sang hamba jebol
berhamburanlah kerlip emas
: dan sang hamba berhaji


Ibu,
Aku hanya mau mengadu
Ini hari ketiga
Tiada sebutir nasi lewat tenggorokanku

Ibu
Kupikir ini hari terakhir
Sebelum tangaNYA datang lewat sahabat
Ibunya berpesan minta tolong belikan nasi bungkus
Ini hari ia mendapat gaji
“beli 4 kata Bundanya,satu buat sahabatmu. Aku rindu puisi puisinya”
Kemudian dengan lahapnya sambil makan
sempat kulirik kantong baju temanku terlihat bergayut berat
Ah rupanya ia menangkap kerling penasaranku
“kukantong kerikil,untuk berhaji”, terangnya.


18/12/1999




Ibu
[petualang]


Ibu,
Anakmu menuju pulang
Malam getas tanpamu

Ibu
Anak lelaki adalah sekawanan bangau
Sayapnya harus terkepak bertualang
Mencari senja dilingkar dunia
Kenapa demikian Ibu?
Kini kutahu jawabnya
Agar sianak makin memahami makna kasihmu
Pasti merindu sarangmu
:kerinduan kepada sabda Tuhan


03/02/2000





Bangsal no 7
:untuk Ibu

Waktu itu
Menengok teman sakit
Dirawat
Melewati bangsal no 7
Tertulis
Ny.Tati S. Melahirkan
Bidan:Hartini
dr. Endang
Masuk:5 juli 1995

Bangsal berseprei putih
Terdapat bekas bercak darah

hei mataku berfatamorgana
Lautan genang darah
Bayi menangis salam pertama mengetuk pintu dunia
Bunda bermandi zaitun sewangi kesturi surgawi

Dari rahimu ibadah suci membuka nirwana
peperangan hidup mati


5 Juli 1995

Widhi hardiyanto

Tidak ada komentar:

Posting Komentar