Gambar diambil dari sini
: Untuk mereka yang di rampas hari harinya
Akulah Kemiskinan:
aku tak pernah takut kehilangan kekayaan
sebab kekayaanku sudah ada yang menjaga
siang dan malam,terik dan dingin
jadi aku bisa nyenyak tidur tak terjaga
kemerdekaan kupunya tuan
ketika lapar perutku menangkap denyut kehidupan
yang terpancar dari nadi matahari
mengolah dan diolah diri
jiwaku tak perlu untuk berkesah
ragaku rintih pun tiada pernah
hatiku tersebab ini janganlah berpinta maaf
kemiskinan bukanlah kesalahan,hanya khilaf
dikoyak digebuk kemudian dilemparkan ke truk
itulah ijazah penghormatan yang tinggi untuku
Gelandangan:
tak pernah kudamba gedung mewah
tak pernah kudamba perhiasan kemilau
tak pernah
sungguh tak pernah
sebagai mimpi di siang bolong
kantongku kempis menanti isi
aku hanya tau makan ini kali
kutebus dengan langkah kaki tak henti
sedang keringat kering kini
semua terperah untuk sepiring nasi
acapkali ku angkat pakaian dijemuran
kutebus dengan darah yang meyala
airmata katamu?
aha itu kubuang sejauh bintang dilangit
kalau bajuku dekil tak terkira
aku tau ini kemewahan tiada tara
kalau kau menghardiku disebalik pintu
aku tau itu penghormatan bagiku
Pelacur Jalanan:
dimana ada keperihan melebihi nasib?
dimana ada nganga luka lebih curam?
seperak uang untuk sarapan pagimu saja
menyambung nafasku sepanjang usia
simpan nasihatmu nyonya
gembok lemari ilmumu tuan
aku tak mencuri
bahkan harapan hidup selaksa pohon keladi
pahit,bertuba,penuh noda
kalau malam ini nasib tak berpihak
hanya dingin serta bau sampah penghibur lara
kemudian datang deru knalpot
diangkutnya pula aku penuh kebiadaban
haa salah satu yang menyeretku mencolek pantat
tanda sangat hormat
sesekali minta bagian tubuhku
lepaslah aku dijalan
Kami Yang Terhinakan:
[simiskin,sigelandangan, sipelacur jalanan]
fisik kami tiada jauh beda sungguh
sepasang kaki
sebagai tiang langkah
sepasang tangan
sebagai peraih cita
sepasang telinga
sebagai pendengar
sepasang mata
sebagai penangkap kejadian
namun kami berbeda
indera kami lebih hidup
hati kami menderu deru
jangan harap kami memohon belas
sudah kutumpahkan hidup bergelas gelas
siapa yang memilih kemiskinan?
kami tak terhinakan
perlakuan tuan tuan luar biasa
memberi kami getar penghormatan
bahwa kami ada
dimana kami menitipkan hidup?
diberanda mana kami menyusuri nikmat?
kalau bukan dibalai penampungan...
kami tahu hidup ini sangat indah
hingga kami sadar tlah mengotori jalan keindahan tuan
meski kami terhinakan dan serba kekurangan
sesungguhya ada kesempurnaan dibalik itu semua
"kami sekelompok manusia yang kuat"
comberan merupakan ranjang tidur
menumpahkan mimpi serta pengharapan
daki daki kotoran tak menjadikan kami penyakitan
timbunan sampah adalah harapan kami menemukan matahari pagi
tak merusak paru atau dinding ginjal kami
wow,sampah adalah teman dan kami sendiri
kemiskinan ini juga garis lembar lembar buku buku
kami tukar kekayaan serta moral melalui kehidupan
"kami sekelompok manusia yang tangguh"
bukan manusia cacingan karbitan
yang berteriak kesederhanaan digedung gedung mewah
kemiskinan adalah hak kami
ingat!
"sebab kami manusia pilihan!"
16/10/2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar