Selasa, 17 April 2012

Kesaksian

    kepada Sang Bhisma

              :keprihatinan diperang besar padang kurusetra

.... perih jiwa
raga itu melontar darah
pada cermin
ia membagi
menyenggama kesatuan puja

usai tajam panah merampungkan tugasnya.sang Bhisma berkenan menuturkan kerinduan persatuan dalam keragaman.Yudhistira satria berdarah putih mengiya santun penuh haru.berikutnya Arjuna terlempar dari arena perang
[setelah semalam Kresna merunduk runduk mengintip kelemahan Sang Bhisma
yang sedang bertafakur dalam kemah perangnya...
Kresna usah kau mencuri dengar,hadapkan aku dengan prajurit putri,maka disitulah semayam ruhku...sebab aku takan pernah berperang dengan kekasih jiwaku.....bisik Bhisma dengan aji pamelingnya,ah Brahmana itu mengungkapkan kelemahanya sekaligus tanda bhakti suci untuk sosok wanita....pancar blencong redup]

dan gelar perang menuju saat saat terakhir.....

Bhisma:
ah takkan kulepas kilat panah menujuku.biar kusambut kekasih membawa serta ruh jiwaku.hapus segala airmata untuku,sebab kematianku benar dan nyata adanya,inilah sebuah janji yang terpatri
lewat tajamnya kerinduan,tak pernah salah srikandi membunuhku.sumpah prasapa prajurit dimedan laga
ditanganya tertitip sanggar pamujanku
perang tlah digelar
pantang diurungkan
panji panji berkibaran
pantang diturunkan
meski sehasta tiada kusurutkan langkah
walau ragaku tinggal selembar
meski perang bukanlah penyelesaian tunggal
namun janji adalah bakti

sang ksatria teguh menuju Tuhan,obor obor menuntun asap dupa stanggi.Sang Bhisma diantar kiprah budi kerti mendapati nirwana,senyum pasrah suka cita

Amba aku sambut panggilanmu

Amba:
kakang kusambut engkau kujamu serta tlah kusiapkan tilamsari menerima kedatanganmu


Srikandi luluh lantak tak bersuara.kehilangan segala kuasa.sesal bergayut dari lesatan panah ditangan.

hidup bukan hanya sekedar hitam putih,abu abu sering menggoda dalam timpuh meditasi.
Nirwana?selaksa iming iming hadiah kanak kanak,tanpa nirwana masihkah ada sebuah puja?

tangis langit pecah merobek hening
satriya yang setia menjaga sumpah hingga ajal menjemput
menjaga perih dihati
genang darah
berbantal anak panah
serta meneguk air cucian senjata perang
lelaki sejati berkeharusan menjaga darma

dewa dewa turun menebar rangkai bunga bunga,menyambut lelaki sejati berpulang,tergelar sutera halus tampak langkah jalan menuju langit swargaloka.langit runtuh murung mengalir deras hujan tangis,prahara senyap seketika....
Bhisma,jiwa besar bingkai cermin
tempat berkaca ksatria sejati....



Jadilah selaksa daun pepaya,jelek pahit tiada tara namun memberi khasiat obat yang luar biasa,menenangkan gejolak ketika jiwa memberontak

Lengkong,1 januari 2007,pada temaram senja yang mistis

"whS"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar