Kamis, 19 April 2012

Sajak Sajak Kepadamu




Pojok Kali Diantara Pertemuan Dua Angin

Pojok kali kerosak daun daun
temaram, tentunya aku disini
wahai sayangku
senja ke senja yang melembayung ini
aku setia mencakung duduk sendiri
di gigir kali yang berair buthek
meremah pemandangan sebentar lagi gelap
meggeremang selaksa raksasa tertidur

angin gunung akan turun pelan pelan
menyibak panas disela keringat sisa kerja
duhai kekasihku
disini aku bisa melihat dengan jelas
mereka sebentar bercakap
menyoal tanda tanda juga perihal kehidupan
hatiku yang gerah serta rantas
lantas menyeruak kedalam kericik air
berharap sedikit ketenangan
atau tempat aduan

kenapa semua mesti memuara?
kenapa pula aku mesti mengadu disini?
kekasihku
ya
beginilah hati
tak cukup waktu untuk menceritakanya
jadi
marilah kita bicara dengan diam

ah dengan diam?
iya kekasihku
sebab diam menyimpan keriuhan makna makna
kau tau maksudku bukan?

begitu lama aku mencangkung disini
sedang gerisik angin tlah lama lalu
mereka akan datang lagi esok hari
seperti janjiku juga

kini langit mulai gelap
pojok kali serta senja tlah berpisah
aduanku sudah ada pada mereka
dibawanya menuju langitmu tentu
soal engkau yang selalu kutunggu

Bogor 9/11/2011

Buih Buih Ombak

ketika ceritamu itu
terus bermain main di atmosfir keseharianku
lantas kau menggelar sebuah kidung
lalu kita merasuk didalamnya
menjadi sekar asmaradhana

 gema lagu menyayat nyayat
berasal dari suara headphone yang pekak
teman seperjalanan dikereta api malam ini
membuat perasaan mengawang seolah didekatmu
kangenku membludak
sebagai lautan tak sepi dari ombak

ooo nyanyi itu sayangku,nyanyi itu
bercerita tentang kecengengan kasih yang mendamba
senandung pilu tlutur dewata
bisa juga wuyung
bahkan megatruh
sebuah muasal
keakuan

sesiapa yang patuh mendekap keyakinan
itu katamu dulu
kemudian mengolah diri beserta alam
ia adalah intan mutiara kehidupan
inilah kekuatan rupanya
bahwa pengabdian untuk kesabaran berarti pula kemerdekaan

Depok 14/11/2011

Gejolak

 jantungku berdetak memburu buru
sebagai sebuah tanya
pukang tak hendak tiba

menggundah saja
belukar kering hendak terbakar
apinya segera saja memuara

 tak usah bertanya tentang apa
sebab temu serupa perjamuan
mengudap makanan kecil
berkelakar
terdiam disudut kisah

perih luka sekedar perjalanan saja
menggenapi kematangan jiwa
kiprah



Depok 16/11/2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar