:kepada hening Melati
Kebahagiaan
bersumber dari ribuan luka
mengalirkan darah perih
ya Biyung kuteguk habis do'amu
:kusyu'nya kebahagiaan
Mentari Terik
baranya terus melantunkan zikir serupa kidung
panasnya membangkitkan gairah raga
setiap alunan cangkul petani
setiap denyutnya
:mentari melafalkan AsmaNYA selalu
Kebenaran
eloknya kadang melalui pembuktian pembuktian bermacam kesalahan
untuk menemukan kesejatian ada keterjalan duri pada langkah langkah
tak perlu lagi apa apa,sebab kebenaran adalah pembela paling suci
Rembulan Elok
semalam kata kata luntur dari mulut rembulan,menyapa sendu:
"kesaksian kesaksianmu adalah kesaksian timbangan nanti"
dibukanya lembar merah jelaga kesalahan hari ini
satukan segenap panca indra pada keningmu
:takluk
Bintang
katakan apa adanya
dan selamatlah engkau
Zaman
teramat banyak serigala bergamis
Adakah
adakah yang tahu kenapa bulan bertengger dilangit
ada pulakah yang tahu duduk dimana bumi ini
kalau bukan oleh kehendak yang Maha Kehendak
bukankah Ia terkadang juga berteka teki lucu?
hingga kedap bercinta dengan Dia tanpa kias lagi
percintaan sakral sakral sakral nan agung
Genta
ku ketuk bunyikan genta genta
perdengarkan suaranya dihatimu
maka aku mabuk bebunyian
jiwaku bergetar menghirup anggur anggur
dari guci kehampaan
aku kosong
aku tiada
bahwa benar adanya
Yang Maha Ada
:Engkau
Aduan Pengemis PadaNYA
Tuhan,aku ketuk pintu pintu itu
tak jarang hardik dan makian kuterima
maka gunungan sampah menjadi harapanku
aku yakin Kau membawakan makanan disini
sudah kukorek beberapakali
masih belum kutemukan gemintang
aha benarkah ini,sekotak nasi berlauk
tinggal sedikit memang
tapi cukuplah
-oh seekor hewan kurap memelas
tampak sakit nan lapar-
baiklah mari makan denganku kawan
sepotong daging kita bagi dua
juga nasi ini kita bagi dua
marilah makan
[lalu senja itu,menjadi biru samar
seluruhnya biru,tak pohonan,tak langit,tak awan
hening...kedap...sunyi
semua biru,dan semerbaklah harum melati dari langit
mega megapun tiada bergerak
Tuhan Kau Sang Maha menerima kebaikan,ya...
...............
sunyi sekali]
Seruan di Senja
Ia berkabar hadirnya senja,
sedang aku masih menggeluti duniawi,
duhai seruan-Nya merdu nian?
mari Kujamu kau kekasih!
:amien
Pengadegan,07/04/2011, 17.05 WIB
catatan:
pulang dari perjalanan,disebuah timbunan sampah terlihat seorang pengemis kecil makan begitu lahap berbagi dengan seekor anjing kurus tak terawat mungkin miliknya ataupun anjing liar,siluet senja teramatlah hening,kudengar pula seruan dari pengeras suara dari rumah rumahNYA,ada getar lirih dihati,ada kesaksian,ada rasa syukur,ada tetes hangat dipipi,ada haru biru....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar