Selasa, 17 April 2012

Silau Neon Merampas Purnama DiKampungku

...perlahan namun pasti beton beton itu tumbuh juga dikotaku
bak jamur dimusim hujan,subur tanpa semaian
purnama bersinar muram menunggu sapaan...
purnama...terkucil sendirian kelu


tak kudapati lagu jamuran atau cublak cublak suweng
yang penuh cekikik perawan kencur...
tak pula suara berisik berpetak umpet


bahkan tahta purnama tergeser oleh silau lampu neon
gedebuk kanak kanak kisruh mengisi tanah lapang malam terang
tergantikan peran kotak ajaib penuh ilusi
macapat dendang nasehat menyenyumkan kerling bintang
tergantikan mesin elektronik yang menjual mimpi
nyanyi jengkrik senda burung malam alpa
pohonan beton menyingkirkan pula rindang dedaun
kesantunanpun perlahan tanggal


hei dimana pula tarian kunang dengan kerlipnya dari kuku simati
dan bau rumput basah genang lumpur....


Kang Kusen,Yu Tarni,Lek Jiman..senandungkan padaku sekar pucung itu...
kunikmati sambil berlarian menghindar bayang oleh terang purnama


kutemukan pula kuda pelepah pisang mati kedinginan terkulai membusuk...layu
mata air sendang jernih menangis tanpa air mata lagi - pilu
meluruhkan waktu mengurai nestapa jelaga kelabu


purnama tersenyum parau,meringkihkan hatinya tersenda...
berselimut awan gelap mendengar langkah masa silam tlah tua
duhai purnama mengadulah pada Dzat yang membibingmu akan kesendirianmu
kunanti engkau tetap tersenyum-setinggi cahaya malam biru...


Lengkong,Akhir September 2009, 24.25 WIB

"whS"

mohon maaf ini puisi lama yang ditemukan pada secarik kertas

duduk sendiri melihat purnama cantik yang kesepian...
dimana kawan dan handai tolan dulu itu...???

menatah purnama memunguti keping masa silam
[untuk teman teman semua yang berawal dari kampung
salam sejuk damai purnama bersinar abadi]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar