Kamis, 19 April 2012

Sejoli Pemahat Mentari

:Pronocitro Layonsari/Kepada Kakek Nenek Yang bergandengan Mesra Dijembatan Penyeberangan Margonda Raya

"Perdengarkan padaku senandungmu Layonsari
sebelum gembala beranjak pulang. Melewati kebun kebun
pedalaman hutan tempat moksanya petapa tua. Perdengarkan!
ketika senja menuju petang,waktu dimana berobah
sejurus mistis sunyi.
terbelah menunggu sapaan mambang"

"Kakang Pronocitro,kugembalakan seluruh munajat menujumu
mengikuti aliran bengawan
mendedangkan luka nan buram
tikai masa. ketidak adilan.
Pukang lalu.Rindik anjing dikaki sang tuan"

rindu larut pada cangkir dimeja makan tanpa perjamuan
adalah teguk demi teguk tiap teguk memberikan kehausan kehausan baru...

Mereka menempuh rimba,sebagai ksatria menumpahkan darma.
Agung serta kesepian-sendiri
Dilindasnya kecewa airmata
Dimentahkanya kutuk dari kotak para dewa.

meniti pelangi,membelah gelegar kehidupan
menyampirkan kegelisahan,memikul bahtera
pasi pucat lakon lakon

Agaknya maut memaniskan muasal pengorbanan,begitu abadi itu kisah.
Adakah kesetiaan andai mereka berusia hingga renta disatukan bukan saja hanya dialam sana?

Margonda Raya, 7/9/2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar