Selasa, 17 April 2012

Langendriyan Asmaragama II



      :demi mokswanya Sang Shinta Suci


pancar pada rembulan tak lagi elok meski masih sinar kemarin
Rama Sang Raja besar bersimbah keraguan
keraguan kepiting tertelan ular hidup hidup
mencekik kesadaran yang tempias
betapa jelas tetes hujan terakhir pada ujung daun diluar sana
beku matahati,tuli telinga batin,mencercap kepodang centil

pada pisowanan agung sesiang tadi
dua lelaki kembar mengetuk jantung
dalam Aswamedha,merdu lah merdu kidung si kembar
"iyakah oh Lawa oh Kusa...darahku mengalir dinadimu?
kesumbangan di luar sana menghujan derasnya,gemuruh
pembakaran dan pembuangan masihkan ada yang lebih menyakitkan"

cericit kelelawar malam meninggalkan pula pesan
"ooo malang nian sang Putra Dasarata,duhai Raja besar usir keraguan dihatimu,selayaklah titisan Sang Dewa tentukan satu saja nyalakan sejumput bintang,tetapkan iya atau tidak,usah kau terbuai alunan nada sumbang diluar sana,ooo malang nian Raja besar galau dalam sikap"


-"Kanda,andaipun masih dalam kebimbangan,seperti mula,pembakaran patuh kulalui lalu pembuangan sebagai sembah bakti abdi kujalani kanda,tak yang lain,tak yang bukan,tak sesiapa atas jiwa ragaku,andai ada jamah Rahwana pada kehormatanku maka biarlah bunda bumi menolak jasadku kanda"

+"Sintaaa,kebesaran mu seayu wajahmu dinda,maafkan aku,aku bukan hanya suami bagi prameswari namun Raja bagi rakyatku,namun bisik itu sungguhlah kerasnya...."

-"usaplah airmatamu,tak baik ksatria besar meneteskan airmata,lakukan saja duhai sang raja,hanyutkan kebimbangan,sebab keraguan adalah lebih jahat dari duri dijalan kita,ia penjegal batin,lakukan sang raja....
pengabdianku pada guru laki takan hangus hanya oleh kerna hukuman
kudarmakan keseluruhan keakuan sepenuh sebulat tekad tak gores
buang aku Rama,cinta takzimku utuh"

Laksmana tertegun mengusap selesat ruhnya membisik,"oh kanda,oh ayunda,oh andai...pun aku...ahhh"

ditatanya hati,digelarnya detak jantung
membuka pintu belantara
mempesiapkan ketekadan
sabda pendhita ratu tak bisa menjilat ludah kembali
sumpah yang tlah terlontar adalah amarah gunung api
mengantar ke pembuangan kembali

perempuan ayu yang tlah tersadar oleh permintaan kijang kecana dahulu,menyempatkan berpamit:
"kakang Bharata,adinda Laksmana,selamat tinggal.kanda Rama aku ingin mencium kakimu untuk kesekian kali,terima sembah baktiku kanda...Bunda Pertiwi,perkenankan aku pulang Bunda,hanya engkaulah tempatku berpulang..."

Pisowanan agung lengang tiada terkira,bahkan semua terdiam selaksa batu,tiada gerak,tiada apa,hingga nafas nafas terdengar jelas sangat jelas...menatap perempuan dengan sinar terang agung disekujur tubuhnya,sinar kemuliaan
melepas kepergian pada langkah lembut teguh ayu,alampun hening seolah menderas mantra mantra kebesaran kesejatian....
entah pada tapak keberapa,bumi merekah,bumi belah,pintu gerbang sang waktu terbuka,Bunda Pertiwi teramat jelita menjemput putri terkasih,diayun kecupnya kening sang putri,dipeluk dekap tubuh molek harum cendana tabur roncean bunga bunga mengiring tertutupnya kembali bumi,rapat,utuh seperti sediakala.Shinta menyatu dengan muasalnya,bumi berkenan menerima kepulanganya...cinta lah abadi...

megatruh berkumandang seakan suara dari kedalaman,mengetuk kebebalan.

apa beda keledai? pada satu jurang terperosok berkali kali,ooo kebodohan,oh pikat duniawi....
kembali sesal sang raja tiada ujung,ditinggalkanya tahta,dilepaskanya gelar,menyepi di aliran Gangga yang teduh menanti kesatuan.

hingar bingar sanjung puji mengalpakan nurani
tahta gejolak benderang duniawi menutup pintu batin
keraguan adalah muara bagi tawa pongah angkara kelam gulana
bakti suci kepada guru adalah bakti jenazah kepada yang memandikan
sungkem tertinggi pada semesta sang hidup

tancep kayon

Depok, tidak tertanggal

catatan:membaca epos Ramayana,dimana setelah menyadari kesalahanya Shinta diuji dengan pembakaran yang luluh lantak,cerita belum usai ia bahkan terhukum buang hingga hayat,bakti tertinggi seorang prameswari,sedang Rama sang raja besar itu......?????

Tidak ada komentar:

Posting Komentar