Kamis, 19 April 2012
Sajak Sajak Kepadamu II
Tentang Sinar Teduhmu
menatap wajahmu adalah menggali kesejukan sendang
namun masih saja aku terpana kagum karenanya
setiap gumpalan awan akan menetes menjadi hujan
padamukah meneduhkan diri dari kuyup?
lihatlah arak arakan laron
mereka menuju pulang dan berdiang
tikarmukah untuku melepas penat?
hatiku kini menjela jela
melukiskan keluarga bahagia
kanak kanak bermain bersuka
berlarian disekitar kita
aku terus menikmati kesejukan sendang wajahmu
senja turun diberanda
hari makin teduh nyatanya
kau hidangkan teh kental penawar dahaga
keindahan sore mewarnai kesejukan sendangmu
baiklah
ini mungkin kerna rasa sedang menggila
sebab akan ada pembuktian nanti
bahwa kesejukan dan keteduhan
menjadi sebuah kesaksian menuju
di meja pengadilan hakiki
Depok 16/11/2011
Kuseru Kau Kekasih
ingin kutuliskan namamu
hanya namamu
bersama sebait puisi syahdu
bergemuruh lapar akan suamu
namun tak pernah aku bisa menuliskan
yang tercipta hanya segambar kuntum mawar
diluaran hujan,berkal kali petir menggelegar
suhu makin dingin menusuk nusuk jiwa
oleh kearifan memaknai pertanda
kepastian setiap yang dicipta ada kegunaan
ingin kutuliskan namamu
namun yang kudapati keharuman abadi seluruh penjuru
hujan makin deras
debu debu menyatu dengan tanah
situs situs besih jelas terbaca
hidup berlanjut
meski berteman badai keangkaraan
sehingga meditasi tanpa ketenangan lagi
sekedar menjadi ruang hiasan
manusia bangga akan kecerdasanya
berawal dari kebebalanya sendiri
berakhir di tahta kesombongan
kesadaran lebar lebar merongga
ingin kutuliskan namamu
menjadi teman bagi kejumudanku
hingga benalu benalu tanggal
kemudian bersemi tunas tunas baru
seabadi edelweis pegunungan tertinggi
Margonda,17/11/2011
Kenang Kehilangan
aku pernah menggembarakan lintas begini
nanti kita akan hilang dan kehilangan
kenang akan menyeiring waktu
bahkan disaat teromantis yang paling sederhana sekalipun
ketika hujan reda,tinggal basah tetes daun daun
kau menghidang senyum manis bersama secawan kopi
khidmat tegukanku
mengalirkan semesta rasa
beradu pandang
lantas kesunyian merambat
memenuhi udara disekitar
hanya lenguh dan rasa syukur setelahnya
ah kehilangan memang berat sesungguhnya
anak anak kini tlah besar
berangkat menuntut ilmu setelahnya bermain
remaja tanpa beban,seperti kita dulu
lalu aku atau kau sendiri menunggu mereka
kosong dan sepi
sepi dan kosong
berteman bayangmu
nglangut
aku terasing berselimut rentanya duka
pagi buta sikecil berceloteh
tentang ibunya atau bapaknya
masih ngiang bisikmu
agar aku bangun lekas lekas
menemanimu memasak dan mengolah waktu
bahkan masih jelas aroma keringatmu
ah sudahlah
sesungguhnya waktu akan tiba
dan tak ada yang benar benar siap menghadapi
kita hanyalah titah
meminjam ini raga untuk dikembalikan nanti
pada yang empunya
kini marilah kita rawat semai
tanaman kebaikan kita
menghilangkan hama hama keburukan
berusaha tanpa alpa tanpa khilaf
meminimalisir setiap cela
sebab kita berisi noda noda
Depok 18/11/2011
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar