Selasa, 17 April 2012

Langendriyan Asmaragama I


          : untuk kesaksian pembakaran Sinta Dewi.....

langkah – kendali-rantas
nurani ragu tertatih perih

Bukan pembakaran atas Dewi!!!
Memusnahkan nafsu dunia
Agar hilang langkah alpa
Bara – kalung emas
Pundi pundi mutiara

Keinginan – keinginanlah
- yang liar – bakar!!!

Dari penebusan dosa
Lepaskan lara – bakar!!!

Bukan menghukum Sinta Dewi
Bukan menyangsikan sang cinta
- yang sungguh setianya
Tapi membakar nafsu dunia
Sebab kijang kencana adalah halusinasi – mimpi?
[apa yang kau cari Shinta.....apa yang kau cari....
manis puja puji katakata?]

"Kubakar engkau dengan cinta!!!
luka api basah keringat airmata"
[begitu Ramawijaya berkata]

Sinta Dewi:
"kanda tiada jamah dari Rahwana...aku untukmu saja....
kuasa iblis lah luput cengkeram raga 
tiada kugunting lipat cintamu duhai Rama...lelaki pujaningwang....
tutur manisku sembah bekti tak cela.....bukan bungabunga manis bibir belaka
usah ragu kanda...usah ragu...kubaktikan jua...bakar aku....
yakin yakin dan yakin Dhanyang Sinta ucap sembah bakti"


Ramawijaya:
"dari besar cintaku....tak penat asa
Sinta...untuk apa membohong...untuk apa?
kalau itu hanya sekedar basa basi demi kebahagiaan saja...
ketulusan,keingkaran sebuah janji...
katakan Sinta,katakan saja
menjamahkah rahwana kepadamu....???"

"samudra api tergelar untuk pembuktian kesetiaanmu Sinta..."
-memerah padam wajah Sang Raja...

"Kubakar engkau dengan cinta!!!
luka api basah keringat airmata"
[begitu Ramawijaya berkata]
titah raja tlah terlontar
pantang tuk diurungkan

dikecupnya kening Sang Dewi
Sinta tetap dalam ketenangan
tenang
sungguh tenang
teramat tenang menjemput
berjalan menuju puncak balai api
pada laut nyalanya ia menceburkan diri
hening
ribuan penyaksi terpaku berbareng koor suara "ohh"
sambil mendekap mulut
diam
hanya terdengar geletak api memangsa kayu pembakar
makin lamat Dewi Sinta yang halus itu lenyap dari pandang
api membungkusnya
tenang-duduk-menimpuhkan kaki:laku semedi
menyatukan cipta-rasa dan karsa
api enggan menjamah tubuh :kalis
tetap erat melakukan puja brata
pun kesetiaan lunas terbayar:tuntas
dibangsal kehormatanya Ramawijaya raja besar
:tertunduk tiada bisa berkata apa....

[17 April 2010,22. WIB]

kesetiaan adalah suluh jalan terang kehidupan
sedang tahta adalah kursi panas duniawi

lautan api meluruh menjadi hujan kubang bungabunga...
gending mengalunkan sekar asmaradana...
tancep kayon

[Depok Jum'at 23 April 2010]


"whS"

Gedung WO Bharata,Senen, Jakarta 17 April 2010,22. WIB
terinspirasi oleh
pagelaran wayang orang
RAMAYANA - PRAHASTO GUGUR

Depok Jum'at 23 April 2010
lalu pagi tadi melihat 2 angsa putih disebuah kolam
saling meliukan leher panjangnya penuh romantisme
salah satu angsa dengan paruhnya tampak memberikan ikan kecil
kepada angsa pasanganya...pemandangan indah tentu
begitukah Sang Rama memesrai Dewi Sinta
setelah altar pembakaran itu terjadi?
dari api yang tak melumat tubuhnya
serta malu hati Sang Raja kepada permasuri tercinta?
setelah perang besar,setelah banyak korban untuk merebut kembali Sinta
begitu saja Rama membuat upacara pembakaran Sinta?koq tega ya?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar